Kalau kalian bepergian ke Korea Selatan, ada baiknya untuk selalu ingat membawa deodoran sendiri. Pasalnya, ternyata deodoran atau produk-produk penghilang bau tidak sedap karena keringat itu, termasuk barang langka di Negeri Gingeng. Sulitnya membeli deodoran ini jadi masalah pelik yang sering banget dikeluhkan oleh orang-orang asing yang menetap lama di sana. Bukannya bawa makanan asli kampung halaman, banyak ekspatriat dari Amrik atau Eropa selalu menyetok persediaan deodoran dari negara asalnya.
Misteri kenapa orang-orang Korea bisa sampai tidak menganggap deodoran sebagai kebutuhan sehari-hari itu sudah berusaha dijawab oleh berbagai orang. Menurut George Preti, seorang ahli kimia organik dari Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, perbedaan mengenai bau badan ini bukan karena faktor cuaca di negara tersebut, tapi dipengaruhi oleh genetik yang sudah ada sejak lahir. Bahkan, hal ini sudah diteliti lebih dalam oleh para peneliti yang bisa menemukan gen apa yang membuat mereka ‘berbeda’ dan nggak perlu membeli deodoran sepanjang hidupnya. Hipwee News & Feature telah mengumpulkan faktanya. Yuk kulik bersama~
1. Kebanyakan orang Korea Selatan nggak punya bau badan meskipun sedang berkeringat. Alhasil, mereka tidak butuh deodoran
Kalau sedang musim panas di Korea Selatan, panasnya nggak toleransi deh. Apalagi, saat musim panas, udaranya juga sangat lembab. Pantas saja orang-orangnya akan sangat berkeringat. Tapi, hebatnya, meskipun banyak menghasilkan keringat, orang Korea Selatan nggak mengeluarkan bau badan yang nggak sedap. Padahal, mereka nggak menggunakan deodoran lho! Bahkan, deodoran sulit didapat di toko-toko karena memang nggak dibutuhkan oleh orang disana.
2. Berbeda dengan orang Eropa dan Amerika. Sebagian besar dari mereka mudah berkeringat dan bau badan. Tapi itu bukan karena jorok lho~
Yang terjadi di negara Korea Selatan itu berbeda jauh dengan yang terjadi di Eropa dan Amerika. Kebanyakan dari mereka selain mudah berkeringat juga menghasilkan bau badan yang nggak sedap. Tapi, ini bukan karena mereka jorok lho. Ada faktor yang diturunkan sejak lahir yang bisa mempengaruhi bau badan seseorang. Jadi, yang namanya bau badan bukan hanya karena orangnya jarang mandi, tapi karena faktor genetik.
3. Penelitian menunjukkan bahwa ada sebuah gen pada tubuh manusia yang bisa menentukan apakah dia bisa bau badan atau nggak
Peneliti menemukan adanya satu gen pada tubuh manusia yang bisa menentukan apakah orang itu bisa mengalami bau badan atau nggak. Gen tersebut disebut dengan ABCC11. Sebenarnya dia mirip protein yang bisa mempengaruhi dua hal, yang pertama adalah kondisi kotoran telinga dan yang kedua, bau badan. Dikutip dari The Guardian, orang yang punya gen ABCC11 cenderung mengeluarkan keringat yang bisa menarik perhatian bakteri sehingga muncullah bau badan. Hal itu biasa terjadi pada orang Eropa.
4. Ternyata, gen tersebut juga mempengaruhi kondisi kotoran telinga. Jadi sebenarnya kita bisa tahu orang itu bau badan atau nggak dari kotoran telinganya
Karena gen ABCC11 juga mempengaruhi tipe kotoran telinga, maka potensi orang itu mengeluarkan bau badan bisa dilihat dari kotoran telinganya. Orang yang kotoran telinganya basah, berarti dia memiliki gen ABCC11 dalam tubuhnya sehingga dia punya potensi bau badan. Kalau tipe kotoran telinganya kering, maka orang itu nggak perlu deh membeli deodoran dalam hidupnya karena mau berkeringat seperti apa, badannya nggak akan bau.
5. Orang-orang Asia khususnya Asia Timur, kebanyakan punya kotoran telinga yang kering dan keringat yang tidak bau. Makanya banyak yang nggak butuh deodoran
Penelitian dari Toshihisa Ishikawa dan teman-temannya menunjukkan bahwa orang Korea semuanya punya kotoran telinga yang kering. Sedangkan orang China, Mongolia, Asia Tenggara seperti Indonesia, dan Jepang juga kebanyakan punya kotoran telinga yang tergolong kering. Berbeda dengan konsistensi kotoran kuping orang Afrika, Amerika Latin, dan Eropa yang basah. Jadi, kelihatan kan mana negara yang punya potensi bau badan dan perlu pakai deodoran
Kok bisa ya orang-orang Korea nggak butuh deodoran? Emang mereka nggak keringatan? Atau keringatnya nggak bau?
Misteri kenapa orang-orang Korea bisa sampai tidak menganggap deodoran sebagai kebutuhan sehari-hari itu sudah berusaha dijawab oleh berbagai orang. Menurut George Preti, seorang ahli kimia organik dari Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, perbedaan mengenai bau badan ini bukan karena faktor cuaca di negara tersebut, tapi dipengaruhi oleh genetik yang sudah ada sejak lahir. Bahkan, hal ini sudah diteliti lebih dalam oleh para peneliti yang bisa menemukan gen apa yang membuat mereka ‘berbeda’ dan nggak perlu membeli deodoran sepanjang hidupnya. Hipwee News & Feature telah mengumpulkan faktanya. Yuk kulik bersama~
1. Kebanyakan orang Korea Selatan nggak punya bau badan meskipun sedang berkeringat. Alhasil, mereka tidak butuh deodoran
Kalau sedang musim panas di Korea Selatan, panasnya nggak toleransi deh. Apalagi, saat musim panas, udaranya juga sangat lembab. Pantas saja orang-orangnya akan sangat berkeringat. Tapi, hebatnya, meskipun banyak menghasilkan keringat, orang Korea Selatan nggak mengeluarkan bau badan yang nggak sedap. Padahal, mereka nggak menggunakan deodoran lho! Bahkan, deodoran sulit didapat di toko-toko karena memang nggak dibutuhkan oleh orang disana.
2. Berbeda dengan orang Eropa dan Amerika. Sebagian besar dari mereka mudah berkeringat dan bau badan. Tapi itu bukan karena jorok lho~
Yang terjadi di negara Korea Selatan itu berbeda jauh dengan yang terjadi di Eropa dan Amerika. Kebanyakan dari mereka selain mudah berkeringat juga menghasilkan bau badan yang nggak sedap. Tapi, ini bukan karena mereka jorok lho. Ada faktor yang diturunkan sejak lahir yang bisa mempengaruhi bau badan seseorang. Jadi, yang namanya bau badan bukan hanya karena orangnya jarang mandi, tapi karena faktor genetik.
3. Penelitian menunjukkan bahwa ada sebuah gen pada tubuh manusia yang bisa menentukan apakah dia bisa bau badan atau nggak
Peneliti menemukan adanya satu gen pada tubuh manusia yang bisa menentukan apakah orang itu bisa mengalami bau badan atau nggak. Gen tersebut disebut dengan ABCC11. Sebenarnya dia mirip protein yang bisa mempengaruhi dua hal, yang pertama adalah kondisi kotoran telinga dan yang kedua, bau badan. Dikutip dari The Guardian, orang yang punya gen ABCC11 cenderung mengeluarkan keringat yang bisa menarik perhatian bakteri sehingga muncullah bau badan. Hal itu biasa terjadi pada orang Eropa.
4. Ternyata, gen tersebut juga mempengaruhi kondisi kotoran telinga. Jadi sebenarnya kita bisa tahu orang itu bau badan atau nggak dari kotoran telinganya
Karena gen ABCC11 juga mempengaruhi tipe kotoran telinga, maka potensi orang itu mengeluarkan bau badan bisa dilihat dari kotoran telinganya. Orang yang kotoran telinganya basah, berarti dia memiliki gen ABCC11 dalam tubuhnya sehingga dia punya potensi bau badan. Kalau tipe kotoran telinganya kering, maka orang itu nggak perlu deh membeli deodoran dalam hidupnya karena mau berkeringat seperti apa, badannya nggak akan bau.
5. Orang-orang Asia khususnya Asia Timur, kebanyakan punya kotoran telinga yang kering dan keringat yang tidak bau. Makanya banyak yang nggak butuh deodoran
Penelitian dari Toshihisa Ishikawa dan teman-temannya menunjukkan bahwa orang Korea semuanya punya kotoran telinga yang kering. Sedangkan orang China, Mongolia, Asia Tenggara seperti Indonesia, dan Jepang juga kebanyakan punya kotoran telinga yang tergolong kering. Berbeda dengan konsistensi kotoran kuping orang Afrika, Amerika Latin, dan Eropa yang basah. Jadi, kelihatan kan mana negara yang punya potensi bau badan dan perlu pakai deodoran