Semakin hari umurku semakin bertambah, cita-cita yang aku impikan juga semakin dekat untuk kuraih. Namun ma, mama perlu tau aku benci masa-masa ini. Masa dimana aku tumbuh menjadi dewasa tapi keriput dikulit mama juga terlihat semakin jelas.
Tidak terasa ya ma, rasanya baru kemarin mama menggendong ku yang tidak mau diajak untuk tidur siang, baru kemarin aku merengek meminta mainan yang dijual pedagang itu dipinggir pasar. Tapi sekarang usiaku sudah menginjak kepala dua ma, sama dengan separuh usia mama.
Maaf ma, aku merasa hingga detik ini aku menemani mama, aku belum pernah sanggup memberikan sesuatu yang berharga untuk mama. Tapi mama tidak perlu khawatir karena aku tidak pernah absen menyebut nama mama disetiap lima waktuku. dan jika disuatu hari kelak mama menyebutkan sebuah permintaan kepadaku, percayalah ma aku akan selalu berusaha untuk mencapai itu.
Aku ingin bercerita , bahwa ternyata tumbuh Menjadi dewasa itu keras ya ma, dunia ini tidak seteduh kasihmu. Sejauh aku pergi dari rumah, aku belum pernah menemukan tempat tenang setenang dekapanmu. Aku sering bertemu orang-orang yang unik disini ma. Aku sempat bingung karena mereka selalu bersikap berbeda setiap harinya. Kadang mereka sangat manis sekali didepan khalayak ramai tapi tak jarang juga mereka berlaku licik dibelakang.
Aku tidak tahu harus seperti apa melewati ini jika tanpa mama. Kadang aku lelah sekali berhadapan dengan palsunya sandiwara hidup, dengan palsunya topeng yang mereka gunakan untuk menjalani hari. Membuatku semakin rindu dekapan hangatmu dan aku ingin pulang ma. Namun aku selalu kembali teirngat dan teringat lagi akan alunan nasihat lembut mama, iya ma aku kuat seperti yang mama yakinkan kepadaku, iya ma aku juga percaya semuanya akan berakhir indah.
Karena setiap remaja pasti melewati jalan menuju pendewasaan yang berbeda-beda. Disinilah takdirku dan seperti inilah jalanku. Realita hidup memang harus dihadapi seperti apapun gersangnya. Kan mama pernah bilang "orang hebat itu tidak tercipta dari hidup yang nyaman dan tentram" . Mama juga selalu meminta aku untuk menjadi insan yang ikhlas walaupun sampai hari dimana aku menulis surat ini, aku belum juga benar-benar mengerti bagaimana ikhlas yang sebenar-benarnya.
Maafkan putri mu yang manja ma, hanya mampu menulis ungkapan ini di tempat yang tidak mungkin untuk mama baca. Karena saat memandang wajah mama saja, aku tidak mampu menahan haru apalagi untuk kemudian melontarkan kalimat puitis semacam ini.
Terima kasih mama telah menjadi malaikat penenangku, malaikat yang ruhnya selalu terasa dekat tidak peduli seberapapun jauhnya jarak membelenggu. Malaikat yang selalu tahu dan mengerti tentang kondisiku meskipun aku hanya diam. Malaikat yang menjelma menjadi sosok Ibu yang hatinya seluas samudera. Ya Allah terima kasihku tiada henti dan syukurku tak terkira karena telah memberikan aku sosok malaikat sesempurna mama. aku sayang mama.
Dari putrimu yang manja
Tidak terasa ya ma, rasanya baru kemarin mama menggendong ku yang tidak mau diajak untuk tidur siang, baru kemarin aku merengek meminta mainan yang dijual pedagang itu dipinggir pasar. Tapi sekarang usiaku sudah menginjak kepala dua ma, sama dengan separuh usia mama.
Maaf ma, aku merasa hingga detik ini aku menemani mama, aku belum pernah sanggup memberikan sesuatu yang berharga untuk mama. Tapi mama tidak perlu khawatir karena aku tidak pernah absen menyebut nama mama disetiap lima waktuku. dan jika disuatu hari kelak mama menyebutkan sebuah permintaan kepadaku, percayalah ma aku akan selalu berusaha untuk mencapai itu.
Aku ingin bercerita , bahwa ternyata tumbuh Menjadi dewasa itu keras ya ma, dunia ini tidak seteduh kasihmu. Sejauh aku pergi dari rumah, aku belum pernah menemukan tempat tenang setenang dekapanmu. Aku sering bertemu orang-orang yang unik disini ma. Aku sempat bingung karena mereka selalu bersikap berbeda setiap harinya. Kadang mereka sangat manis sekali didepan khalayak ramai tapi tak jarang juga mereka berlaku licik dibelakang.
Aku tidak tahu harus seperti apa melewati ini jika tanpa mama. Kadang aku lelah sekali berhadapan dengan palsunya sandiwara hidup, dengan palsunya topeng yang mereka gunakan untuk menjalani hari. Membuatku semakin rindu dekapan hangatmu dan aku ingin pulang ma. Namun aku selalu kembali teirngat dan teringat lagi akan alunan nasihat lembut mama, iya ma aku kuat seperti yang mama yakinkan kepadaku, iya ma aku juga percaya semuanya akan berakhir indah.
Karena setiap remaja pasti melewati jalan menuju pendewasaan yang berbeda-beda. Disinilah takdirku dan seperti inilah jalanku. Realita hidup memang harus dihadapi seperti apapun gersangnya. Kan mama pernah bilang "orang hebat itu tidak tercipta dari hidup yang nyaman dan tentram" . Mama juga selalu meminta aku untuk menjadi insan yang ikhlas walaupun sampai hari dimana aku menulis surat ini, aku belum juga benar-benar mengerti bagaimana ikhlas yang sebenar-benarnya.
Maafkan putri mu yang manja ma, hanya mampu menulis ungkapan ini di tempat yang tidak mungkin untuk mama baca. Karena saat memandang wajah mama saja, aku tidak mampu menahan haru apalagi untuk kemudian melontarkan kalimat puitis semacam ini.
Ah rasanya aku harus berlatih dan menyiapkan banyak tisu dulu untuk hal itu.
Terima kasih mama telah menjadi malaikat penenangku, malaikat yang ruhnya selalu terasa dekat tidak peduli seberapapun jauhnya jarak membelenggu. Malaikat yang selalu tahu dan mengerti tentang kondisiku meskipun aku hanya diam. Malaikat yang menjelma menjadi sosok Ibu yang hatinya seluas samudera. Ya Allah terima kasihku tiada henti dan syukurku tak terkira karena telah memberikan aku sosok malaikat sesempurna mama. aku sayang mama.
Dari putrimu yang manja